Pada pertemuan kali ini saya akan membahas tentang virtual reality yang berarti teknologi yang memungkingkan seseorang melakukan simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan computer yang mampu membangkitkan suasana tiga dimensi sehingga pemakau seolah-olah sedang berada ditempat itu. Untuk dapat melakukan simulasi itu kita harus menggunakan sarung tangan, earphone, dan kacamata khusus yang memang dipersiapkan untuk itu.
Salah satu yang harus kita persiapkan untuk menciptakan sebuah virtual reality adalah sebuah hardware dan software computer yang telah disusun untuk Virtual Reality. Virtual reality ini memang mengecoh kita seakan-akan didunia nyata, tapi menurut saya ini bisa menjadi motivasi kita untuk melakukan sesuatu tantangan yang tidak semua orang bisa lakukan dan yang pastinya dalam hal yang positif, Sebagai contoh, pilot dapat menggunakan sistem virtual reality untuk melakukan simulasi penerbangan sebelum melakukan penerbangan yang sesungguhnya, Kedokteran, dan masih banyak lagi contoh-contoh penggunaan Virtual Reality.
Kalau kita perhatikan teknologi Virtual reality kini bukan hanya makanan orang dewasa saja. Tetapi kini banyak anak-anak kecil pun mulai dapat mengikuti perkembangan dunia maya, contohnya melalui berbagai macam game yang terus berkembang dan semakin membuat anak-anak diNegara kita Indonesia khususnya untuk terus memainkannya. Meskipun pengaruh dari Virtual Reality ini belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Untuk mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan peralatan-peralatan yang dinamakan glove, headset, dan walker. Glove adalah peranti masukan gerakan kesistem virtual reality. Headset adalah peranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala. Walker adalah peralatan yang dimaksudkan untuk memantau gerakan kaki.
Sebuah institute penelitian diUniversity of Southern California yang membicarakan mengenai dampak Virtual World pada anak-anak akhir-akhir ini, para penelitian mengakui telah lalai dengan mengabaikan dampai berbagai macam permainan ini bagi anak-anak. Namun MacArthur Foundation (Sponsor diskusi panel ini) telah menghabiskan biaya jutaan dollar untuk melakukan penelitian untuk beberapa tahun yang akan dating guna meneliti dampak Virtual Wordls ini bagi anak-anak.
Dough Thomas, seorang professor dari USC’s Annerberg School of Communication, berpendapat lain dan mengatakan bahwa dalam kasus ini anak-anak telah diperkenalkan sejak dini pada teknologi yang mengajarkan kepada mereka bagaimana menjadi warga Negara yang baik serta bagaimana memilih keahlian yang mereka butuhkan untuk hidup dimasa yang akan dating. Thomas mengatakan “Sebagai orang tua, saya tidak akan mengkhawatirkan tentang hal-hal kecil dalam permainan seperti online predator atau kekerasan didalamnya. Tetapi saya akan lebih mengkhawatirkan tentang bagaimana cara komsumsi dan gaya konsumsi diterapkan dalam sebuah permainan. Karena dalam Virtual World ini, anak-anak diajarkan bahwa untuk menjadi warga Negara yang baik haruslah memiliki barang-barang dan aksesoris yang tepat, yang kesemuanya itu tentunya juga harus dibeli secara online”.
Cara Kerja Virtual Reality
Prinsipnya adalah seperti berikut. Pemakai melihat suatu dunia semu, yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis. Melalui perangkat headphone atau speaker, pemakai dapat mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove, dan walker, semua gerakan pemakai dipantau oleh system dan system memberikan reaksi yang sesuai sehingga pemakai seolah merasakan sedang berada pada situasi yang nyata, baik secara fisik maupun psikologis. Pengembangan virtual reality dilakukan menggunakan metode penelitian pengembangan.
Kalau kita perhatikan teknologi Virtual reality kini bukan hanya makanan orang dewasa saja. Tetapi kini banyak anak-anak kecil pun mulai dapat mengikuti perkembangan dunia maya, contohnya melalui berbagai macam game yang terus berkembang dan semakin membuat anak-anak diNegara kita Indonesia khususnya untuk terus memainkannya. Meskipun pengaruh dari Virtual Reality ini belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Untuk mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan peralatan-peralatan yang dinamakan glove, headset, dan walker. Glove adalah peranti masukan gerakan kesistem virtual reality. Headset adalah peranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala. Walker adalah peralatan yang dimaksudkan untuk memantau gerakan kaki.
Sebuah institute penelitian diUniversity of Southern California yang membicarakan mengenai dampak Virtual World pada anak-anak akhir-akhir ini, para penelitian mengakui telah lalai dengan mengabaikan dampai berbagai macam permainan ini bagi anak-anak. Namun MacArthur Foundation (Sponsor diskusi panel ini) telah menghabiskan biaya jutaan dollar untuk melakukan penelitian untuk beberapa tahun yang akan dating guna meneliti dampak Virtual Wordls ini bagi anak-anak.
Dough Thomas, seorang professor dari USC’s Annerberg School of Communication, berpendapat lain dan mengatakan bahwa dalam kasus ini anak-anak telah diperkenalkan sejak dini pada teknologi yang mengajarkan kepada mereka bagaimana menjadi warga Negara yang baik serta bagaimana memilih keahlian yang mereka butuhkan untuk hidup dimasa yang akan dating. Thomas mengatakan “Sebagai orang tua, saya tidak akan mengkhawatirkan tentang hal-hal kecil dalam permainan seperti online predator atau kekerasan didalamnya. Tetapi saya akan lebih mengkhawatirkan tentang bagaimana cara komsumsi dan gaya konsumsi diterapkan dalam sebuah permainan. Karena dalam Virtual World ini, anak-anak diajarkan bahwa untuk menjadi warga Negara yang baik haruslah memiliki barang-barang dan aksesoris yang tepat, yang kesemuanya itu tentunya juga harus dibeli secara online”.
Cara Kerja Virtual Reality
Prinsipnya adalah seperti berikut. Pemakai melihat suatu dunia semu, yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis. Melalui perangkat headphone atau speaker, pemakai dapat mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove, dan walker, semua gerakan pemakai dipantau oleh system dan system memberikan reaksi yang sesuai sehingga pemakai seolah merasakan sedang berada pada situasi yang nyata, baik secara fisik maupun psikologis. Pengembangan virtual reality dilakukan menggunakan metode penelitian pengembangan.
0 komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentar!!